Inspirasi Novi Dwi, Anak Buruh Bangunan yang Kuliah Gratis hingga Jadi PNS
Dengan mengenakan seragam khaki (guru), perempuan penuh semangat siap berangkat mengajar. Sepeda motor dinyalakan kemudian menuju SDN Tegalsari Srigading Sanden Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perempuan itu adalah Novi Dwi Astuti.
Novi, biasa ia dipanggil, adalah seorang guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Di balik rutinitas setiap pagi yang ia lakukan saat ini, siapa sangka guru SDN di Bantul tersebut pernah hampir gagal melanjutkan studi di SMA hingga pernah menjadi karyawan toko.
Keterbatasan Ekonomi Bukanlah Penghalang
Novi pernah menjadi pelayan toko di Bantul setamat SMA karena ketiadaan biaya. Namun, hal itu bukan menjadi penghalang untuk ia meraih pendidikan tinggi.
Selepas lulus SMA, Novi memutuskan untuk mengejar impiannya dengan melanjutkan kuliah di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Alumni SMAN 2 Bantul tersebut berhasil kuliah tanpa biaya dengan menggunakan beasiswa Bidikmisi. Bahkan ia justru mendapatkan uang saku bulanan.
Ayah Novi, Gitono yang berprofesi sebagai buruh bangunan, mengatakan bahwa sejak kecil Novi tidak pernah meminta uang saku pada orang tuanya.
"Saya mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan, namun saya tidak punya biaya. Alhamdulillah dia mendapat beasiswa bidikmisi di UNY," ucapnya dikutip dari laman resmi UNY.
Sedangkan Ibu Novi, Sartiyah yang berprofesi sebagai buruh tani mengisahkan bahwa saat duduk di SMA, Novi lolos menjadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten Bantul, dan memperoleh hadiah uang tunai Rp 2.500.000.
Uang itu dia berikan pada suami saya yang sedang memperbaiki rumah kami, untuk membeli semen," ungkapnya.
Sartiyah juga berkisah bahwa setamat SMP hampir saja Novi tidak dapat melanjutkan studi di SMA karena ketiadaan biaya.
Namun, untunglah ada tetangga yang kebetulan juga guru di salah satu SMA di Bantul mau membiayainya bersekolah. Akhirnya Novi diterima di SMAN 2 Bantul.
Karena prestasinya, dia juga bisa masuk ke Kelas Cerdas Istimewa di sekolahnya, sehingga terbebas dari kewajiban membayar SPP.
Lulus dengan IPK Cumlaude-Menjadi Guru
Dengan perjuangannya hingga tahap kuliah, putri kedua pasangan Gitono dan Sartiyah tersebut kemudian berhasil menamatkan studi dengan Indeks prestasi kumulatif 3,88 dan lulus hanya dalam waktu 3,5 tahun.
Novi mengaku bahwa perjuangan semasa kuliah hingga menjadi guru juga tidak mudah.
Pada Januari 2019 saya menjalani sidang skripsi. Tetapi karena satu dan lain hal, saya tidak bisa mengikuti yudisium di bulan Februari. Akhirnya saya mencoba melamar menjadi guru wiyata bakti di 15 sekolah di kecamatan saya," jelasnya.
Setelah beberapa waktu melamar, akhirnya Novi baru diterima menjadi guru pendamping khusus di salah satu SD inklusi di Bantul.
Selang dua minggu menjadi guru pendamping, kemudian ada salah satu SD Negeri di Sanden yang memanggilnya, yaitu SD Tegalsari tempatnya bekerja sekarang.
Novi mendapat tugas untuk menjaga perpustakaan sambil menunggu ada guru yang pensiun di bulan September.
Lolos PNS Guru
Perjalanannya menjadi PNS dimulai dari keinginan menjadi guru sekolah dasar selepas wisuda. Novi menuturkan bahwa apa yang ia dapatkan saat kuliah di UNY perlu diteruskan.
Kemudian tepat setelah lulus, keberuntungan menaungi Novi, karena pada November 2019 pendaftaran CPNS dibuka.
Dengan meminta restu orang tua Novi mendaftar sebagai guru SD. Kembali kebimbangannya muncul dalam menentukan pilihan sebagai guru di SD mana.
"Sampai pada akhirnya, pilihan saya jatuhkan pada sekolah tempat saya mengabdi yaitu SDN Tegalsari. Kemantapan itu muncul begitu kuat di hati saya," tuturnya.
Beberapa seleksi perlu dilalui dalam proses ini yaitu seleksi administrasi, tes SKD dan tes SKB. Novi berhasil lolos tes administrasi dan melangkah pada tes SKB.
"Doa dan restu mereka (orang tua) menjadi energi tersendiri dalam hidup saya. Saya mendapat skor 377 dan alhamdulillah mendapat peringkat pertama," ungkap Novi.
Di sela waktu menunggu tes SKB, ada pembukaan PPG Prajabatan Mandiri dengan biaya Rp 17 juta untuk dua semester.
Dengan berbekal tabungan beasiswa Bidikmisi dan uang tabungan hasil memberi les pada siswa sekolah, Novi mendaftar PPG mandiri dan berhasil lolos.
Perkuliahan dilaksanakan secara online sehingga Novi harus bisa membagi waktu untuk kuliah, belajar SKB, memberikan les, dan juga mengajar di sekolah. Tes SKB dilaksanakan September 2020 dan kembali Novi meraih sukses dengan lolos CPNS Guru SD.
Pada akhir 2021, sertifikasi pendidik Novi turun dan Maret 2022 SK Pengangkatan PNS-nya juga turun. Dengan SK tersebut, Novi resmi menjadi seorang PNS.
Setelah melalui semua perjuangannya, Novi berpesan kepada siapapun yang sedang berusaha untuk mengejar impian, bahwa jika seseorang berusaha, ia bisa bangkit dari bawah jurang. Dia juga bisa mengaspal jalannya sendiri di mana nantinya jalannya itu akan lebih awet.
Dilahirkan di jalan yang beraspal pun, tak menjamin jalannya tidak akan rusak, kecuali ia mau berusaha merawatnya. Tetaplah berusaha nanti Tuhan yang mengabulkannya," tutup guru PNS yang masih berharap bisa studi lanjut S2 PGSD dengan beasiswa negara ini.