Jangan Pernah Tinggalkan Suamimu Saat ia Terpuruk, Ganjaran Besar ini Menantimu

 

Pengorbanan dan kesetiaan seorang istri akan diuji.....


Allah SWT akan berikan ganjaran terbaik bagi istri yang setia mendampingi suami, baik disaat senang maupun saat suami terpuruk. Satu hal yang penting adalah tidak berputus asa atas rahmat-Nya.


Dalam mengarungi kehidupan rumah tangga tentu tak akan pernah lepas dari cobaan kehidupan.


Hanya pasangan yang senantiasa berserah diri kepada Allah SWT yang mampu menghadapi segala cobaan itu.


Nabi Ayyub AS dan istrinya menjadi contoh bahwa besarnya masalah dalam rumah tangga tak serta merta membuat rumah tangga mereka hancur.


Dialah Rahmah binti Afrayim bin Yusuf bin Yaqub AS yang menemaninya menjalani beratnya kehidupan rumah tangga.


Nabi Ayyub AS yang dulunya tampan dan kaya raya saat itu sudah tak punya apa-apa lagi. Anak, harta, dan sahabat telah tiada.


Ia juga terserang penyakit yang menyebabkan tubuhnya bernanah dan tampak menjijikkan. Tak seorang pun mau tinggal bersamanya kecuali istrinya, Rahmah.


Pada siang hari, Rahmah pergi mencarikan makanan dan minuman bagi Nabi Ayyub AS. Sedangkan saat malam, ia berdoa, bersyukur, memuji Allah, dan memohon kepada-Nya atas ujian yang menimpa mereka.



Rahma Digoda Iblis agar Putus Asa

Suatu hari, ketika Rahmah sedang mengemis, iblis yang berubah wujud menyerupai manusia menghampirinya. "Mana suamimu, wahai hamba Allah?" tanya si iblis.


"Itu suamiku, yang sedang menggaruk lukanya," jawab Rahmah.


Iblis melihat Ayyub AS yang tubuhnya mengeluarkan belatung. Iblis pun menggoda Rahmah agar merasa putus asa. Ia mengingatkan Rahmah betapa tampan dan kayanya Nabi Ayyub AS dulu.


Namun, kini Ayyub AS bukan siapa-siapa lagi dan tak punya apa-apa. Ia lemah dan tak berdaya. Rahmah bahkan tak tahu sampai kapan penderitannya bersama Ayyub akan selesai.


Rahmah menjerit mendengar godaan Iblis, Iblis merasa diatas angin karena tahu Rahma telah putus asa. Ia datang membawa seekor anak kambing dan berkata, "Suruhlah Ayyub menyembelih anak kambing ini atas namaku. Niscaya ia akan sembuh."


Rahma Terbujuk Rayuan Iblis


Kemudian Rahma menemui suaminya, ia berteriak di hadapan Nabi Ayyub AS,


"Wahai Ayyub! Sampai kapan Allah akan mengazabmu dan tidak mengasihimu? Mana semua hartamu? Mana hewan ternakmu? Mana anak-anakmu? Mana sahabatmu? Mana bajumu yang telah luruh dan berubah jadi abu? Mana tubuhmu yang bagus yang sekarang keluar belatung dari dalamnya? Sembelihlah anak kambing ini dan keluarlah dari penderitaanmu."


Nabi Ayyub AS mengingatkan Rahmah, "Kamu telah didatangi musuh Allah yang mengembuskan hasutan jahat dan kamu menurutinya. Menurutmu, siapa yang memberikan semua nikmat berupa harta, anak, dan kesehatan yang kamu tangisi tadi?"


"Allah," jawab Rahmah singkat.


"Berapa lama Allah memberikan kepada kita semua kenikmatan itu?"


"Delapan puluh tahun."


"Berapa lama kita hidup dalam ujian ini?"


"Sejak tujuh tahun yang lalu."


Nabi Ayyub AS berkata lagi kepada istrinya


"Celakalah engkau! Engkau telah bersikap tidak adil kepada Tuhanmu. Mengapa tidak sabar menghadapi ujian yang menimpa kita, seperti kita dulu hidup dalam kesejahteraan? Demi Allah! Jika aku sembuh, aku akan mencambukmu sebanyak 100 cambukan. Engkau juga menyuruhku untuk menyembelih anak kambing dengan nama selain Allah. Makanan dan minuman yang kau bawa dengan cara yang haram tidak akan aku cicipi setelah aku mengucapkan hal ini. Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi."


Lalu, Nabi Ayyub AS mengusir istrinya dan sejak saat itu ia tak pernah melihat istrinya lagi. Tak ada makanan, minuman, dan juga teman.


Nabi Ayyub Berdoa kepada Allah

Nabi Ayyub AS lalu bersujud kepada Allah sembari mengadukan nasibnya. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Ayyub AS untuk menggali tanah dengan kakinya.


Dari tanah yang digali oleh Ayyub AS, memancar air yang sangat jernih dan Nabi Ayyub pun mandi dengan air itu. Bersamaan dengan luruhnya air dari tubuh, terangkat pula penyakit yang ia derita selama ini.


Nabi Ayyub AS kembali menjadi pribadi yang rupawan, bahkan lebih tampan dari sebelumnya.

Ia juga mendapati keluarga, anak-anak, dan harta yang jauh lebih melimpah. Kisah ini tercantum dalam QS al-Anbiya [21]: 83.


Sementara itu, Rahmah dilanda kesusahan. Walaupun telah diusir, ia terus memikirkan suaminya yang hidup sebatang kara.


"Siapa yang akan memberinya makan? Akankah kubiarkan dia mati karena haus dan lapar? Kemudian, mayatnya habis dimakan binatang buas?"


Rahmah tak sanggup membayangkan kondisi suaminya. Ia pun kembali menemui Ayyub AS. Setibanya di sana, ia tak melihat tenda yang biasa ia tinggali bersama Ayyub.


Rahmah mengelilingi tempat itu sembari menangis mencari-cari suaminya. Kemudian Nabi Ayyub AS melihat Rahmah dan berkata, "Apa yang kau inginkan, wahai hamba Allah?"



"Aku menginginkan orang yang diberikan ujian oleh Allah yang terkucil di kemah ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya," jawab Rahmah.


"Siapa dia?"


"Dia suamiku. Apakah engkau melihatnya?" kata Rahmah sembari menangis.


"Jika engkau melihatnya apakah engkau dapat mengenalinya?"


Rahmah berkata semua orang dapat mengenali Ayyub AS, di antara tangisnya, ia melihat ke arah Ayyub dan berkata,


"Jika sehat, dia mirip denganmu."


"Akulah Ayyub yang kamu suruh menyembelih anak kambing atas nama iblis. Namun, aku menaati Allah SWT dan mengingkari iblis. Allah mengembalikan kepadaku semua yang kamu lihat di sini," ujar Nabi Ayyub AS.


Rahmah pun memeluk Nabi Ayyub AS dan tidak ingin melepaskannya. Mereka melewati semuanya bersama.


Setelah mendapatkan istrinya kembali, Nabi Ayyub AS tak lupa dengan sumpahnya Ia ingin melaksanakan sumpah tersebut dan mencambuk istrinya 100 kali.


Tapi, Allah memberi keringanan dengan memerintahkan Nabi Ayyub AS mengambil rumput dengan genggaman tangannya dan mencambuk Rahmah sekali saja.


Pengorbanan Rahma sampai Menjual Rambut

Dalam sebuah riwayat, seperti tertulis dalam 150 Perempuan Shalihah karya Abu Malik Muhammad bin Hamid, Rahmah digambarkan membuat kerajinan untuk dijual selama menghadapi cobaan hidu.


Setelah bertahun-tahun, orang-orang merasa bosan dengan mereka berdua. Apalagi, Ayyub AS telah terserang penyakit dan mereka tak mau lagi mempekerjakan Rahmah.


Suatu hari, ia benar-benar tidak mendapatkan makanan. Lalu ia memotong sanggulnya dan menukarnya dengan sepotong roti. Nabi Ayyub AS bertanya, "Mana sanggulmu?"


Rahmah menceritakan apa yang ia lakukan. Nabi Ayyub merasa sedih sekali, tapi sadar tak mampu berbuat apa-apa. Ia berterima kasih kepada istrinya atas pengorbanan yang telah ia lakukan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel