7 Peristiwa Penting pada 10 Muharram, Salah Satunya Kisah Berlabuhnya Kapal Nabi Nuh

 

Hari Asyura atau 10 Muharram di masa kini banyak dikenal karena tragedi Karbala, yakni hari di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali, terbunuh.


Namun, sebenarnya pada hari 10 Muharram juga terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Musa AS. Peristiwa penting itu tercatat dengan baik, dan menjadi pembelajaran umat manusia selanjutnya.

👉 tujuh peristiwa penting para nabi yang terjadi pada 10 Muharram


1. Nabi Adam AS bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya.


2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan.


3 Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari siksa Namrud, berupa api yang membakar.


4. Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah.


5. Nabi Yunus AS selamat, keluar dari perut ikan hiu.


6. Nabi Ayyub AS disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan.


7. Nabi Musa AS dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.


Sunah Berpuasa pada 10 Muharram

Selain itu, masih banyak lagi peristiwa lain yang terjadi pada hari 10 Muharram itu, yang menunjukkan sebagai hari yang bersejarah.


Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah SAW menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah. Rasulullah pun juga ikut mengerjakannya. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga.


Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menetapkan:


مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)


Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pum bertanya tentang alasan mereka berpuasa.


Mereka menjawab:


هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”.


Nabi bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka.

Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910).


Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:


كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel