MasyAllah 😍😍 Kisah Ardian, Anak Kuli Bangunan Yang Jadi Rebutan 7 Universitas Top Dunia. Bukti Allah Maha Adil,semoga kita di beri keturunan yang pintar dan berguna Aamiin
Nama Ardian Hafidz Annafi (18) menggemparkan dunia pendidikan di Indonesia. Dia menjadi perbincangan publik setelah dipinang tujuh universitas riset terkemuka dunia.
Ketujuh kampus tersebut masing-masing Universitas of Toronto, Kanada; University of British Columbia (UBC) Kanada; dan The University of Western Australia.
Kemudian Wegeningen University Belanda: University of Otago Selandia Baru; Curtin University Australia, dan Victoria University of Wellington Selandia Baru.
Namun, Ardian Hafidz akhirnya memilih studi di Bachelor of Science di University of British Columbia (UBC) Kanada, terhitung mulai Agustus 2022 nanti.
Siapa Ardian Hafidz Annafi? Dikutip dari republika.co.id, Ardian Hafidz adalah siswa kelas 12 SMA Pradita Dirgantra, Boyolali, Jawa Tengah.
Dia berangkat dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya berprofesi sebagai pekerja bangunan, sementara sang ibu membuka usaha laundry (binatu) di rumahnya.
Keluarga tersebut tinggal di lingkungan RT 04/ RW 02 Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Meski berasal dari keluarga sederhana, Ardian Hafidz rajin dan tekun belajar. Kerja keras dan semangat belajar yang tinggi berbuah manis. Dia akhirnya mengambil studi di Bachelor of Science di University of British Columbia (UBC) Kanada.
UBC merupakan universitas riset peringkat 46 dunia, pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR).
Sebenarnya, di lingkungan sekolahnya SMA Pradita Dirgantara, Ardian bukanlah sosok siswa dengan kemampuan akademik serta kecerdasan yang cukup menonjol, dibandingkan siswa-siswa lainnya.
Sejauh ini, SMA Pradita Dirgantara, Boyolali memang sudah memilili ‘label’ sekolah unggulan atau sekolahnya anak-anak pintar, dengan kemampuan akademik yang berada di atas rata-rata.
Selama belajar di lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Ardhya Garini ini, Ardian bukan termasuk dalam siswa penghuni top ranking, pada setiap tahapan evaluasi belajar.
Namun, lolos pada seleksi penerimaan di tujuh universitas terkemuka di dunia juga bukan lantaran keberuntungan.
Hal itu terjadi buah dari kemauan serta kerja kerasnya memberikan sebuah kebanggaan kepada kedua orang tuanya.
Putra sulung pasangan Mardiyono-Yuni Puji Astuti ini mengaku tertarik pada pengetahuan tentang ilmu geologi. Ketertarikan itu dia salurkan melalui ekstrakurikuler Kompetisi Sains Nasional (KSN) Ilmu Kebumian di sekolahnya.
Menurutnya, ekstrakurikuler ini menjadi pilihannya karena memang salah satu bidang KSN yang cukup prestisius.
Ketekunan, kerja keras, dan ketertarikannya tersebut sempat membawanya menyabet medali perunggu pada KSN Ilmu Kebumian pada 2021 lalu.
Tak pelak, prestasi yang diraihnya dari ajang KSN tersebut, membuat semangatnya kian terlecut.
Gayung pun bersambut, ekosistem di sekolahnya juga mendukung kecintaannya terhadap ilmu tentang kebumian dan geologi tersebut.
Hingga selanjutnya sampai pada tahap pendaftaran seleksi peguruan tinggi di luar negeri, yang kesempatannya memang dibuka seluas-luasnya, kepada para siswa kelas 12 di SMA Pradita Nusantara.
Selain mendukung, ekosistem di sekolahnya juga sangat membantu dalam mengarahkan dan memberikan sejumlah pertimbangan, terutama kepada para siswa yang memang memiliki minat khusus untuk belajar di luar negeri.
Tak hanya itu, sekolah juga memberikan dukungan kepada para siswa yang sudah mendaftar di perguruan tinggi di luar negeri dan diterima untuk mendapatkan beasiswa selama belajar di luar negeri.