Harga Telur Ayam Tembus Rp 31.000, Apa Penyebabnya?


 Harga telur ayam naik tertinggi sepanjang sejarah, hingga mencapai Rp 31.000 per kilogram (kg) di sejumlah pasar tradisional dan agen telur di beberapa wilayah. Apa penyebabnya?


Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, salah satu alasan mengapa harga telur ayam naik adalah karena adanya program Bantuan Sosial alias Bansos dari pemerintah yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga.

Pemerintah mengadakan bansos, ada berupa minyak goreng, telur, dan daging ayam ke masyarakat. Tentu dengan adanya bansos ini, demand untuk telur naik yang membuat stoknya dikit. Nah ini sengaja dimanfaatkan "digoreng" supplier menaikkan harga, yah hukum ekonomi lah," ujar Alvino  Senin (22/8/2022).

"Sebenarnya tujuan bansos ini juga membantu peternak menyerap telurnya agar harga tidak anjlok. Tapi yah memang dugaan kami ada yang sengaja menggoreng," sambung Alvino.

Harga telur tembus Rp 31.000 per kg


Adapun harga telur ayam saat ini di pasaran, kata Alvino, tembus Rp 30.000-an per kilogram.


Menurutnya, kenaikan harga telur ayam saat ini adalah kenaikan tertinggi dalam sejarah. "Iya benar, ini paling tinggi (harga telur) dalam sejarah. Tembus Rp 30.000-an di pasar," ungkapnya.


Harga telur tembus Rp 31.000 per kg

Adapun harga telur ayam saat ini di pasaran, kata Alvino, tembus Rp 30.000-an per kilogram.

Menurutnya, kenaikan harga telur ayam saat ini adalah kenaikan tertinggi dalam sejarah. "Iya benar, ini paling tinggi (harga telur) dalam sejarah. Tembus Rp 30.000-an di pasar," ungkapnya.

Sementara itu salah satu pedagang sembako di Bekasi, Siti, mengatakan, kenaikan harga telur ini sudah terjadi sejak seminggu yang lalu.


"Naik udah seminggu yang lalu. Pusing saya yang jual. Dari harga Rp 27.000, Rp 28.000, Rp 29.000, Rp 30.000, sekarang saya jual Rp 31.000 per kilogram," kata Siti.


Menurut dia, kenaikan harga telur ayam ini terjadi karena harga pakan ternak yang naik. Selain itu juga karena efek dari pengadaan bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah yang dimanfaatkan oleh peternak menaikkan harga.


"Yang saya tahu karena harga pakan ternak naik. Sama karena mulai ada bansos lagi. Jadi peternak naikkin harga," ucapnya.

Hal ini jugalah, kata Siti yang membuat ibu-ibu rumah tangga mengurangi pembelian sembako.


"Biasanya sehari tuh ibu-ibu beli minyak satu liter, telur, beras, rutin tuh. Sekarang karena ada bansos mereka bilang masih ada stok di rumah. Jadi kan penjualan saya berkurang," ungkapnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel