Diusia 36 Tahun Wanita ini Sudah Melahirkan 44 Anak hanya dari Satu Suami
Kata orang, 'banyak anak banyak rezeki'. Pemikiran seperti inilah yang ditanamkan banyak orang hingga memiliki anak banyak. Namun umumnya anak yang dilahirkan hanya mencapai belasan, dan dianggap sebagai jumlah terbanyak.
Di Tapi dengan melihat kisah wanita berikut ini, seketika itu akan sirna dan membuat kamu melongo.
Bagaimana tidak, seorang wanita bisa melahirkan 44 anak dari satu suami.
Adalah Mariam Nabatanzi, wanita asal Uganda.
Mariam menikah di usia yang sangat muda, yakni 12 tahun. Sementara suami kala itu sudah berusia 40 tahun. Namun secara mengejutkan, saat usianya menyentuh angka 23 tahun, dia sudah melahirkan 25 anak dan kini bertambah 44 anak.
Beberapa ada yang terlahir kembar.
Hal tersebut dapat terjadi karena dia memiliki ovarium yang besar dan berbeda dari wanita pada umumnya
Dia sebenarnya bisa saja menggunakan pil KB untuk mengontrol jarak kehamilannya. Tapi dokter tidak menyarankannya, karena penggunaan pil KB justru membuat janinnya semakin subur.
Di Tapi dengan melihat kisah wanita berikut ini, seketika itu akan sirna dan membuat kamu melongo.
Bagaimana tidak, seorang wanita bisa melahirkan 44 anak dari satu suami.
Adalah Mariam Nabatanzi, wanita asal Uganda.
Mariam menikah di usia yang sangat muda, yakni 12 tahun. Sementara suami kala itu sudah berusia 40 tahun. Namun secara mengejutkan, saat usianya menyentuh angka 23 tahun, dia sudah melahirkan 25 anak dan kini bertambah 44 anak.
Beberapa ada yang terlahir kembar.
Hal tersebut dapat terjadi karena dia memiliki ovarium yang besar dan berbeda dari wanita pada umumnya
Dia sebenarnya bisa saja menggunakan pil KB untuk mengontrol jarak kehamilannya. Tapi dokter tidak menyarankannya, karena penggunaan pil KB justru membuat janinnya semakin subur.
Dan kini, Mariam pun cukup kewalahan mengurus 44 anaknya. Terlebih lagi suaminya telah meninggal dunia, sehingga ia harus bekerja keras menghidupi anak-anak dengan menjadi penata rambut, dekorator acara dan menjual obat herbal, serta mengumpulkan uang dengan mencari barang bekas.
Saya tumbuh dengan menangis, laki-laki saya telah membawa saya pada penderitaan.
“Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak saya dan bekerja untuk mendapatkan uang,” kata Mariam.
Untuk tempat tinggal sendiri, Mariam dan anak-anaknya hidup di empat rumah sempit yang terbuat dari batu bata dan beratapkan seng.