Ironi Peringatan Hari Anak Nasional di Jabar,STOP kekerasan dan perundungan terhadap anak di Jabar

 



Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Pemkot Bandung berkampanye Hari Anak Nasional di Jalan Asia-Afrika.

LPA bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung dan Forum Komunikasi Anak Kota Bandung menggeruduk kawasan Jalan Asia Afrika. Mereka membentang poster bertuliskan setop perkawanan anak, kekerasan terhadap dan lainnya. Selain itu, mereka juga membagikan permen gulali dan kolecer atau mainan kincir angin.


Manager Program LPA Jabar Diana Wati mengaku sedih dengan kejadian kekerasan dan perundungan terhadap anak di Jabar. Ada dua kasus yang tengah jadi perbincangan di Jabar soal kasus anak, yakni perundungan terhadap bocah Tasikmalaya yang sempat depresi, kemudian meninggal dunia, dan bocah di Bekasi yang dirantai.


"Saya sedih, sangat ironis sekali. Untuk itu, kami terus berupaya semaksimal mungkin pencegahan kekerasan terhadap anak," kata Diana saat ditemui di Jalan Asia Afrika, Sabtu (23/7/2022).


Lebih lanjut, Diana mengaku sengaja memilih kawasan Asia Afrika sebagai tempat kampanye. Sebab, kawasan tersebut ramai saat akhir pekan.


"Di sini banyak anak-anak dan orang tua. Ada juga pengendara yang melintas," kata Diana.


Diana menambahkan kekerasan terhadap anak masih terus terjadi. LPA Jabar mencatat sejak Januari hingga Juni 2022 ada 100 kasus perundungan yang ditangani. "Laporan resmi tidak, tapi mereka konsultasi ke kami. Ya, hanya konsultasi sifatnya," kata Diana.


Selain itu, sepanjang 2022, LPA Jabar juga menerima sebanyak 26 laporan terkait kasus kejahatan seksual terhadap anak. Jumlah korban dalam satu laporan itu rata-rata belasan anak.


"Untuk soal hak asuh, atau perebutan untuk mengasuh anak ada 10 kasus," kata Diana.


LPA Jabar berharap Hari Anak Nasional bisa dimaknai sebagai momentum untuk memperkuat cara asuh orang tua terhadap anaknya. LPA juga mendorong agar adanya ketrampilan anak dalam mencegah kekerasan.


"Mari katakan tidak pada kekerasan," kata Diana.


Di tempat yang sama, fasilitator Forum Komunikasi Anak Kota Bandung Bara Athaya mengatakan pada tahun ini pihaknya fokus pada penanganan trauma anak-anak akibat pandemi COVID-19. "Yang kita tangani ada 25 anak, pernah kita hibur dan lakukan trauma healing," kata Bara.


Pada tahun lalu, Bara mengatakan pihaknya juga fokus pada soal perkawinan anak. Menurutnya, dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan perlawanan anak meningkat.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel